Selasa, 12 April 2011

ABS

Handout

ANTROPOLOGI SOSIAL
















Disusun oleh:
Drs Djaja Hendra M.Si
Untuk Kalangan Sendiri











Program Studi Sosiologi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS WIDYA MATARAM
YOGYAKARTA
2011

ANTROPOLOGI SOSIAL
Oleh : Djaja Hendra



A. Posisi Antropologi Sosial dalam Ranah Antropologi

Paleo-antropologi
Antropologi Biologi
Antropologi-fisik
Antropologi
Prehistori
Descriptive integration
Etnolinguistik (Ethology)

Antropologi Budaya Etnologi Generalizing approach
(Social Antropology)
Etnopsikologi

Antropologi Spesialisasi Antropologi ekonomi
Antropologi politik
Antropologi Terapan Antropologi kependudukn
Antropologi kesehatan
Antropologi ksehatn jiwa
Antropologi pendidikan
Antropologi perkotaan
Dll


B. Definisi-definisi dan Batasan-batasan

Antropologi  anthropos = manusia (baik individu maupun aktivitasnya)
 logos = ilmu (pemahaman)

* homo sapiens = manusia yang berpikir

+ sifat-sifat semua jenis manusia, manusia yang telah sirna, tinggal di pedalaman
 spesialisasi makin bertambah

+ antropologi budaya/sosial = ilmu yang membahas tentang manusia dan budayanya

+ antropologi sosial  dulu digunakan istilah etnologi (ilmu bangsa-bangsa) XIX
• menekan budaya (bukan Eropa, primitive) kemudian
• berkembang ke aneka ragaman budaya dan umum
• menjadi ilmu kebudayaan bagi etnologi

Jadi etnologi X antropologi (lebih luas)

Budaya/sosial antar bangsa beda : - cara makan
- cara mandi (waktu-waktunya)

Antropologi sosial : ia mengkaji tingkah laku sosial umumnya dalam bentuk yang telah dilem –
bagakan seperti:
- persaudaraan
- sistem kekeluargaan
- organisasi politik
- tatacara undang-undang
- keagamaan
- serta hubungan antara semua lembaga tersebut dll

Batasan-batasan
a. Ruang lingkup : segala jenis manusia dan segala jaman serta sejuta tahun lalu hingga kini.
b. Pendekatan : menyeluruh (jenis, pengalaman: sejarah, lingkungan hidup, pola pemukim-
an, sistem religi, politik, ekonomi, kesenian dll)  spesialisasi antropologi
c. Pusat perhatian: penduduk yang merupakan masyarakat tunggal (satu daerah dengan bahasa yang sama)

C. Metode dan Teknik Penelitian Antropologi Sosial
1. Merumuskan masalah yang akan diteliti
2. Merumuskan hipotesis
a. teknik observasi elementer
b. memeriksa hasil penelitian terdahulu
c. sumber-smber lain: informasi museum, sensus
3. Rancangan penelitian
4. Langkah pengumpulan data

Pengumpulan Data : a. penelitian kepustakaan
b. penelitian lapangan
c. penelitian laboratorium

Jenis Penelitian : a. deskriptif (memberikan gambaran yang luas tanpa memberikan
penafsiran terhadap penggambaran itu)
b. terangan (berusaha memberikan keterangan tentang saling hu –
bungan antarvariabel yang diteliti)
c. menguji (menguji kebenaran teori/kesimpulan penelitian terda –
hulu dalam bidang yang sama)

Pendekatan : a. historis
b. studi kasus
c. studi lapangan

D. Aliran-aliran dalam Antropologi Sosial
1. Aliran Evolusi
a. Lewis Henry Morgan (1818-1889)
i. Tahap Keliaran
tahap keliaran terendah yaitu dari masa kanak-kanak umat manusia
sampai tingkat berikutnya. Orang hanya makan buah-buahan dll

tahap keliaran menengah yaitu orang berhasil menangkap ikan dan
mengenal api

tahap keliaran tertinggi yaitu manusia telah menemukan anak panah
dan busur untuk berburu
ii. tahap Kebiadaban
• tahap kebiadaban terendah, manusia tela membuat tembikar
• tahap kebiadaban menengah, manusia telah belajar menjinakan binatang, bertani dan membangun rumah
• tahap kebiadaban tertinggi, manusia belajar menempa besi dan semacamnya.
iii tahap Peradaban
Pada tahap ini, orang telah dapat menulis. Mencakup manusia masa
kini yang diikuti dengan bibit-bibit pemikiran.
Perkawinan misalnya, melalui tahap sebagai berikut:
* promiscuitet (campur aduk). Tidak ada aturan, belum ada aturan
tentang seks. Struktur keluarga belum jelas
* perkawinan kelompok. Sekelompok laki-laki beesaudara berhu-
hubungan seks dengan waniya yang masih saudara
* perkawinan kelompok. Tetapi sesame saudara sudah tidak boleh
* masa kebiadaban. Hubungan laaki-laki dengan pasangannya tidak
terlalu ketat dan si wanita tetap bermukim dengan orang lain.
* perkembangan keluarga. Peran suami menonjol dan boleh memili-
ki lebih dari satu istri.
* masa peradaban. Keluarga perkawinan monogamy. Dan keduduk-
an wanita dan pria sama.

b. Edward B.Taylor (1832-1917)
Berpendapat bahwa kebudayaan manusia berkembang dari yang sederhana
menjadi kompleks.
Juga manusia melalui tiga tahap dalam evolusi:
- keliaran
- biadab
- peradaban

Ada persamaan di antara bangsa-bangsa yang berbeda. Dengan demikian
kesatuan jiwa di antara umat manusia yang memungkinkan adanya pene-
muan-penemuan yang parallel hingga menghasilkan sejarah evolusi yang
sama.

Dalam religi: setiap manusia memikirkan ermasuk manusia primitive.
Juga yang meninggal (mati) hanya fisik tetapi rohnya
akan tetap hidup.
Di sini, muncul kepercayaan terhadap roh orang mati.
Muncul agama dan terjadi monoteisme hingga politeisme.

3 kemungkinan muncul monoteisme
a. salah satu dewa menjadi dewa tertinggi
b. sama dengan situasi masyarakat ada dewa tertinggi dan lainnya ada dewa
bangsawan
c. jika manusia telah percaya kepada roh maka sampia kepada makhluk
yang menjiwai di bumi dan langit

Kritik terhadap Tylor tentang agama dating dari RR Marett.
Dikatakan. Terjadinya agama karena rasa takut, cemas atau kagum yang
Dirasakan orang dalam situasi tertentu. Tahap pertama disebut sebagai
tahap pra-animisme.
2. Aliran Determinisme Geografis
“bahwa lingkungan tempat tinggal bukan hanya menentukan kebudayaan materi
tetapi juga menentukan kebudayaan rohani”

meski masuk dalam aliran etnologi tetapi lebih popular dipandang sebagai aliran
sosiologi

Adolf Bastian (1826-1905) “nama Indonesia” bahwa pikiran manusia ditentukan
pula oleh pengaruh lingkungan alam maka timbulah pikiran bangsa. Ini
merupakan keanekaragaman kebudayaan manusia.
Jadi lingkungan geografis mementukan.

3. Aliran Difusionisme
mendasarkan pada aspek penyebaran (difusi) yang berkembang di Jerman dan
Austria.

a. Aliran Jerman=Austria
Pendirinya Leo Frabenius dan F Ratzel.
“pada umumnya gejala kebudayaan itu menyebar dari tempat asalnya ke
berbagai jurusan.

Kemudian dikembangkan oleh Fritz Graebner dan Pater Wilhelm Schmidt
“di dalam kebudayaan itu tidak perlu ada evolusi karena faktor difusi me –
mainkan perananan besar dalam kebudayaan”

Jadi bukan kesamaan proses evolusi melainkan adanya akibat adanya pro-
ses difusi.

Ada unsur linier. Contoh: sampan dari kulit kayu (di oceania) sebagai ke
budayaan yang lebih tua. Kemudian menyebar
ke wilayah lainnya.
 memunculkan lapisan-lapisan kebudayaan

4. Aliran Fungsionalisme
Tokohnya: G Elliot Smith, William J Perry dan WHR Rivers.
“bahwa kebudayaan/peradaban tertinggi ada di Mesir kemudian menyebar ke wi-
layah lain setelah ada kontak dengan mereka”.

Ini makin terjadi/berkembang karena pada dasarnya manusia tidak menciptakan
hal-hal baru (malas) dan lebi suka meminjam penemuan dari kebudayaan lain.

5. Aliran Strukturalisme Perancis
Tokoh: Bronislaw Malinowski (orang Polandia, ahli matematika dan mempela-
jari antropologi di Inggris)

Dimulai dari. Ia tinggal dengan penduduk asli pulai Trobriand sambil mengamati
cara hidup mereka.

Mengamati, menguraikan motif-motif tingkah laku mereka. Memunculkan kebu-
tuhan primer dan sekunder.

Tokoh lain: Reginald Radeliffe Brown (1881-1955).
Ia melihat kebudayaan sebagai kebulatan yang mempunyai fungsi.
“ilmu kebudayaan adalah mempelajari fungsi kebudayaan itu dan hukum-hukum yg
berlaku umum sekaligus melaluinya dapat menjelaskan pengertian kebudayaan itu
pada umumnya”.
“selanjutnya satu diantara hukum-hukum itu adalah benda-benda yang berguna bagi
masyarakat dengan sendirinya menjadi suatu pokok dalam upacara ritual”.

Masyarakat disatukan oleh suatu sistem perasaan/sentiment dan sentiment ini tidak
Dibawa sejak lahir melainkan diajarkan kepadanya melalui perbuatan masyarakat.

6. Aliran Ekologi Kebudayaan
Tokoh: Claude Levi-Strauss
“Kebudayaan manusia seperti kesenian, pola hidup sehari-hari, upacara agama dll
adalah sebagai perwakilan lahiriah (surface representation) dari struktur pemikiran
manusia yang mendasarinya”

“gejala kebudayaan terkonsentrasi pada proses kognitif di mana manusia meman-
dang dunis sekitarnya dengan cara mengolong-golongkan (misalnya tumbuhan dan
binatang) bukan semata dengan maksud praktis melainkan juga karena kebutuhan
akan aktivitas intelektual”

Tentang ‘kekerabatan’ dibedakan antara manusia dengan bukan manusia terletak
Pada pantangan incest. Mirip perkawinan eksogami (larangan kawin di dalam ke-
lompok sendiri).
Padahal, perkawinan itu semacam pertukaran diantara dua kelompok (yang dalam
Suatu wadah = masyarakat).

Durkheim, “tanpa masyarakat, manusia tidak ada artinya”. Kesadaran yang tercipta
dalam masyarakat bukan jumlah kesadaran-kesadaran individu melainkan suatu ha-
kekat tersendiri.

7 Aliran Leiden
Dipengaruhi oleh aliran Durhkiem (Perancis) sampai kepada JPB de Jos
selin de Jong di Leiden 1965.
“menekankan organisasi masyarakat erat hubungannya dengan sistem
kekerabatan dan perkawinan. Masyarakat sering terbagi dalam bagian yg
berlawanan tetapi saling melengkapi”

Sifat dualistis digunakan Rassers dalam mitos Jawa “Panji”: menggambar
kan kelahiran, remaja, dewasa dan perkawinan kedua nenek moyang di-
anggap sebagai dewa.
Dalam cerita wayangpun dimana kosmologi orang Jawa bersifat dualistic:
Langit-bumi, dunia atas-bawah, baik dan buruk.

Keseluruan kosmos dikembalikan kepada makhluk asal tertinggi (seorang
tokoh hayal). Ia dianggap sebagai pencipta daripada pemelihara (dalam
upacara-upacara makhluk asal tertinggi kurang ditampilkan).

8. Aliran Psikologi dalam Antropologi
Dipengaruhi Freud dan ahli pendidikan John Dewey (1920).
“hubungan antara kebudayaan dan kepribadian”
Asumsinya: “pengalaman masa kanak-kanak mempengaruhi baik lang-
sung atau tidak terhadap kepribadian masa dewasa”.

Skope diperluas (dunia): perbedaan ciri kepribadian bangsa-bangsa
di dunia adalah cara mengasuh anak yang berbeda.
Contoh:
Latihan buang air besar yang ketat bagi anak-anak Jepang menga-
kibatkan orang Jelang suka memaksa kehendak kepada pihak lain.

Dalam masyarakat beternak dan bertani  anak dilatih dalam hal
tanggung jawab.
Ketersediaan bahan pangan tergantung pada usaha mereka
sendiri berpegang teguh pada tatakelakuan rutin.
Ketidaktaatan bisa mengancam ketersediaan bahan makan
an untuk setahun.

Dalam masyarakat berburu dan nelayan  kesalahan mungkin ha-
nya membawa akibat pada bahan makanan untuk sehari.
Dalam masyarakat ini, anak-anak dilatih untuk menjadi
merdeka menentukan diri sendiri dan ketergantungan pula
pada diri sendiri.


Prinsip: Antropologi beda dengan Sosiologi.
Sosiologi  melibatkan kelompok hubungan sosial.
 hubungan antara anggota dalam sebuah masyarakat dengan kelompok
kelompok sosial.
Antropologi sangat  beda

Contoh: jika anda masuk sebuah gereja di Inggris, anda melihat orang-orang menanggalkan
topi tetapi tetap memakai alas kaki.
Jika anda masuk sebuah mesjid anda memperhatikan orang-orang menanggalkan
alas kaki tetapi tetap mengenakan topi/kupiah.

Tujuan dan fungsi : sama (menunjuk rasa hormat hanya beda caranya)

Contoh lain:
Kaum Arab Badwi Nilotik Afrika
* pengembara * pengembara
* struktur masyarakat beda * struktur masyarakat
* tinggal di kemah * gubuk
* pelihara unta * pelihara sapi
* beragama Islam * berbagai jenis agama

Jadi sangat kompleks bila melihat adat-istiadat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar